Anda mungkin berpikir bahwa dak beton cuma urusan pengecoran, tunggu hingga kering, dan beres. Padahal, di balik tampilannya yang sederhana, ada banyak hal teknis yang perlu Anda pikirkan, salah satunya seperti struktur atap dak beton.
Di awal membangun, Anda sudah harus memikirkan jenis dak beton yang akan digunakan, ketebalannya, hingga cara membuat kemiringannya tidak mengakibatkan bocor di kemudian hari. Kalau salah langkah, efeknya bisa lebih parah dari bocor dan retak. Bisa jadi, kekuatan struktur bangunan rumah akan terganggu secara keseluruhan.
Kalau tidak ingin salah dalam membangunnya, wajib tahu dulu hal-hal penting berikut.
1. Jenis-jenis Dak Beton
Ada sejumlah jenis dak beton yang umumnya banyak orang Indonesia gunakan:
- Pertama, ada dak plat cor di tempat. Jenis pertama ini jadi yang paling banyak terpakai karena hasilnya kokoh.
- Kedua, ada dak prategang atau pre-stress yang cocok untuk bentang lebih lebar tanpa harus menambahkan tiang tengah.
- Ketiga, ada juga dak precast yang merupakan panel beton pabrikan yang hanya tinggal pasang.
- Terakhir ada dak bondek yang memakai baja bergelombang sebagai bekisting sekaligus tambahan kekuatan tulangan beton.
2. Ketebalan yang Ideal
Struktur atap dak beton juga wajib memiliki ketebalan yang ideal. Kalau untuk buat atap biasa tanpa adanya aktivitas berat di atasnya, ketebalan 8 cm sudah cukup. Tapi kalau rencananya buat rooftop, taman kecil, atau aktivitas lain yang memberi beban tambahan, idealnya 10 – 12 cm.
Semakin tebal, maka semakin kuat menahan beban. Jangan asal bikin, sesuaikan juga dengan kekuatan struktur bangunan di bawahnya.
3. Menambahkan Tulangan Besi
Tulangan besi di dak beton berfungsi untuk mengikat kekuatan beton. Laman Indosteger mengatakan, biasanya menggunakan besi berdiameter 10 – 12 mm yang tersusun rapat membentuk grid dengan jarak 15 – 20 cm.
Pola tulangan besi ini mencegah retakan terlalu cepat akibat beban atau pergerakan bangunan. Kalau pakai besi asal-asalan, jangan heran kalau atap gampang retak atau melendut setelah beberapa tahun.
4. Teknik Pengerjaan yang Benar
Selain memastikan pakai beton instan, teknik pengerjaan dak beton harus rapi dari awal. Misalnya, bekisting harus kuat dan rapat biar adukan beton nggak bocor. Selain itu, pengecoran juga wajib sekali jalan tanpa jeda untuk menghindari sambungan dingin. Bisa juga menggunakan alat vibrator agar beton padat dan bebas rongga udara.
Sekadar tips tambahan, lakukan pengecoran di malam hari agar suhu lebih stabil dan setting beton bisa maksimal. Kemudian, jangan lupakan untuk menghitung kemiringan dan drainase. Kalau untuk kemiringan, biasanya sekitar 0,5 – 1%. Intinya, setiap 1 meter panjang atap, maka tingginya 1 cm.
Setelah menggunakan beton instan berkualitas untuk mengecor dan memastikan sejumlah hal di atas sudah tepat, dak beton masih butuh perawatan alias curing minimal 7 – 14 hari agar kuat sempurna.
