Stagnasi penjualan mobil di angka 1 juta unit selama satu dekade diprediksi masih terus berlanjut hingga akhir tahun ini. Harga jual mobil juga disinyalir juga akan memicu penurunan penjualan secara keseluruhan. Untuk itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta pabrikan otomotif di Indonesia tidak menaikkan harga jual kendaraannya untuk sementara waktu. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), selama Januari Juni 2024 terpantau pasar memang sedang melambat.
Pada periode tersebut, total distribusi mobil baru dari pabrik ke diler alias wholesales mencapai 408.012 unit. Capaian tersebut turun 19,4 persen dibanding periode sama di tahun sebelumnya. Sementara pada penjualan ritel, kondisinya tidak jauh berbeda. Kontraksi terjadi pada level 14 persen atau dari 502.533 unit menjadi 431.987 unit secara tahunan (year on year/YoY).
Chief Operating Officer (COO) Hyundai Fransiscus Soerjopranoto, mengatakan secara matematis, pasar mobil Indonesia sulit menembus angka 900 ribu. "Kenapa? Jika tahun lalu, pasar mobil 900 ribuan dan semester pertama tahun ini pasar turun 15 persen, maka pasar mobil di tahun ini pasti dibawah 900 ribu unit," ujar Soerjo. Kunci Jawaban PAI Kelas 12 Halaman 31 37 Kurikulum Merdeka, Penilaian Pengetahuan Bab 1 Halaman 4 Cek Update Harga Emas Antam Hari Ini: Stabil Tanpa Perubahan Serambinews.com
Menurut dia, Hyundai sudah menurunkan asumsi pasar mobil ke level 800 ribu. Dan untuk meningkatkan penjualan Hyundai, Hyundai konsisten dengan strateginya dalam memperkenalkan produk baru seperti All New Kona Electric dan Ionic 5N. Dan ini akan dilanjutkan di semester kedua tahun ini. "Kami berkomitmen untuk tidak menaikkan harga sesuai imbauan Bapak Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang. Walaupun beberapa APM sudah menaikkan harganya sejak kuartal kedua lalu. Komitmen ini kami lakukan sebagai bukti kami selalu mematuhi dan melaksanakan arahan pemerintah," katanya. Beberapa hal yang sudah dilakukan Hyundai seperti memperkenalkan mobil listrik pertama, membangun ekosistem charging station, membangun pabrik perakitan, dan baru baru ini Hyundai membangun pabrik baterai mobil listrik pertama di Indonesia. Sekali lagi, katanya, semua ini merupakan bukti keseriusan Hyundai bergandengan tangan dengan pemerintah dalam membangun industri otomotif tanah air tercinta, Indonesia.
"Kami sangat senang mendengar beberapa APM berhasil mencatatkan penjualan di GIIAS tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Bahkan lebih dari 10 persen. Artinya regulasi yang mengatur insentif saat ini, pengenalan produk baru, dan program penjualan yang menarik khususnya mobil listrik sudah cukup menaikkan pasar mobil di Indonesia," katanya. Pengamat Otomotif sekaligus Peneliti LPEM UI Riyanto mengusulkan dua solusi, yakni jangka pendek dan jangka panjang untuk keluar dari jebakan pasar mobil 1 juta unit. "Untuk jangka pendek pemerintah perlu merilis stimulus fiskal agar kelompok upper middle yang hampir masuk kategori makmur (affluent) saat ini dapat membeli mobil baru. Bentuknya bisa diskon PPnBM bagi kendaraan LCGC dan low MPV 4×2. Pada saat yang sama perlu dirancang program mobil murah atau penyegaran program KBH2 (LCGC)," tutur Riyanto dalam Diskusi Solusi Mengatasi Stagnasi Pasar Mobil, Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Sementara solusi jangka panjangnya adalah pertumbuhan ekonomi nasional perlu ditingkatkan menjadi 6 persen per tahun melalui reindustrialisasi. Ini agar porsi sektor manufaktur terhadap PDB bisa mencapai 25 30 persen atau lebih. Ini akan mendongkrak pendapatan per kapita kelompok upper middle naik ke kelas affluent. Riyanto menambahkan, diskon PPnBM akan mendongkrak penjualan mobil, karena harga turun. Ini akan mendongkrak produksi mobil dan suku cadang. Imbasnya, terjadi kenaikan PPN, PKB dan BBNKB. PPh badan dan PPh orang pribadi bakal terdongkrak.
Selain itu, kenaikan penjualan mobil juga mendongkrak ekonomi nasional, berupa penambahan PDB, tenaga kerja, dan investasi. Ini juga berujung pada peningkatan PPh badan dan PPh orang pribadi. Hitungan Riyanto, insentif PPnBM nol persen untuk LCGC dan kendaraan 4×2 bisa menambah permintaan sebesar 16 persen, ekuivalen 160.000 unit. Dengan demikian, penjualan mobil bisa mencapai 1,2 juta unit, dibandingkan business as usual (BAU) sebanyak 1,067 juta unit.
Nilai penjualan mobil dengan insentif PPnBM nol persen mencapai Rp 306 trilliun dibandingkan BAU Rp 298 triliun. Insentif ini juga bakal menambah tenaga kerja di otomotif sebanyak 23.221 dan secara keseluruhan 47.371 orang.